Salah satu modal yang penting dalam berkarya secara umum dan menulis secara khusus adalah kepekaan. Apa jadinya jika pengetahuan, pengalaman dan keterampilan tanpa adanya kepekaan? Akankah tercipta sebuah karya, atau sebuah dunia kata Chairil Anwar, yang bagus, tanpa kepekaan? Adakah karya-karya agung yang tercipta dengan meniadakan kepekaan? Rasa-rasanya tidak. Dan pada antologi cerpen Metamorfosis ini para penulis sudah berusaha keras untuk menggunakan kepekaannya itu. Mereka telah berusaha mengedarkan pandangan dan memperluas pendengaran kemudian memfokuskannya pada sebuah titik, pada sebuah sumber atau muasal, dan meresapkannya ke dalam hati dan pikiran baru kemudian dituliskan dalam bentuk cerita.
Realitas sosial yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari diolah menjadi cerita-cerita yang penuh kritik, sehingga pembaca akan merasa terhanyut oleh kalimat-kalimat yang ditulis, atau bahkan turut menjadi tokoh-tokoh yang hidup dan berdialog dalam cerita-cerita di buku ini.
Apa yang akan kita temui dalam kisah-kisah di buku ini? Ialah kekecewaan, kepedihan, kemarahan, ketakadilan yang diceritakan dengan cara yang berbeda-beda. Dan saat kita membacanya, kita mungkin akan ikut marah, kesal atau mungkin tersenyum getir. Tapi karenanya kita bisa tahu bahwa kisah-kisah ini adalah bagian dari kehidupan kita sendiri, dan mau tak mau kita harus ambil bagian untuk mengurusnya, memecahkannya, atau setidaknya problemproblem itu pernah melintas di kepala kita.
Reviews
There are no reviews yet.