Hikayat Cinta
Cinta.
Kata dan perbuatan yang tak henti dilantunkan dan dicari serta diberikan setiap insan antarsesamanya. Seakan sentiasa mengisi tiap pijakan dan putaran masa.
Kala cinta terhirup dalam helaan nafas, mengisi rongga hati, bergelora membuncahkan dada, melambungkan jiwa, menumbuhkan semangat hingga membakar semangat, maujudlah diri dari pencarian menuju penyatuan.
Semakin cinta bertumbuh, berkembanglah kesadaran dan kealpaan menuju batasnya di garis tertipis. Tarik-menarik, lalu saling mendesak, meniadakan kuasa akal.
Bagi para pemula.
Cinta adalah misteri terindah, fenomena teraneh yang dirasakan, apa gerangan, ia?
Engkau gelisah namun berharap, cemas tapi merindu. Bahkan mimpimu pun didatangi olehnya. Maka bersiaplah menjadi korban, atau engkau lulus di ujian pertama.
Engkau yang pernah gagal dan dikecewakan. Harga dirimu ingin mencela dan membunuh sakit kepahitannya. Namun, pengalaman manismu mengusikmu untuk tergoda kembali. Engkau berharap bahagia di kesempatan kedua, padahal kautahu, sama saja halnya. Bahkan mungkin lebih sakit dari sebelumnya.
Seraut wajah, seberkas senyum, sebaris kata; Kaucoba rangkum sebagai isyarat, kaulemparkan batu pemancing riak. Dia menyembul di permukaan. Kautafsirkan sebagai balasan tawaran dan ajakan.
Kukisahkan kepada kalian para pencinta, para penebar dan para pengharapnya; Aku pernah terperosok di lembahnya, tergerus oleh arusnya. Hingga sempadan-sempadanku makin menipis.
Hatiku tertelikung sudah oleh belitan eratnya, jiwaku kehilangan siapa dirinya. Aku sudah bukan diriku dan tak kusadari ada di mana aku. Aku sudah merasakan kepayang yang paling memabukkan, karena kubiarkan hatiku tanpa perlawanan.
Namun, aku juga sering merasakan puncak dari bahagia. Cinta, sayang, rindu, berdua, bersejiwa dan bersetubuh, bersama melepaskan puncak hasrat, terbang ke atas awan; menengok di jendela nirwana.
Wahai yang mencari cinta, akalmu lemah untuk tetap membimbing. Sisakan ruang baginya untuk berfatwa. Jangan perwalikan hatimu yang buta untuk memandang.
Karena aku tahu; Cinta tak bisa logis, Cinta bukan ilogis. Cinta itu alogis. Ia nyata ada di udara, hadir di setiap saat, ia layak diupayakan, pantas dijadikan alasan. Ia menjadi bukti pengorbanan.
Dia yang selalu memberi, dialah yang akan menerima. Meski melalui jalan kepahitan dan kepanasan.
Telan, dan kunyahlah derita karenanya itu. Berjalanlah melewati panas bara untuk menujunya. Perjuangkan ia, berkorbanlah untuknya. Karena ialah yang paling berhak kautebus.
Ia yang hidup dengan cinta dan menebar jalan mencinta, adalah sang khalifah yang layak memimpin. Karena cinta adalah bayang-bayang sifat Tuhan dalam kemanusiaan.
***
Aku persembahkan buku ini kepada para pencinta; yang sedang, dan akan melakoni kehidupan dengan cinta. Kunasihati sedikit kepada kalian, bangunlah cinta dari sisi kirimu, sayang di kananmu, tapi kembangkan kasih di tengah, sebagai penyeimbang. Letakkan cinta, sebagai satu titik sudut kiri bawah, semesta di titik kanan bawah, dan Tuhan, di titik sudut atas.
Armakalaya
Serang, 29 Mei 2025
Reviews
There are no reviews yet.